Kamis, 20 Maret 2014

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Komando Pasukan Katak TNI – AL
Satuan pasukan khusus matra laut ini dikenal sebagai “Navy Seal” nya Indonesia. Memang di tinjau dari aspek kelahirannya, KOPASKA sangat terkait dengan U.S. NAVY Seal.

Tiga orang prajurit ALRI di masa orla (1961) diberangkatkan ke depo-depo pendidikan US NAVY guna mendalami tehnik peperangan laut khusus yaitu selam tempur, UDT (Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut dan pengamatan pantai.

Kopaska dibentuk mendesak dan mendadak akibat akan dilaksanakannya operasi trikora untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Panglima AL R.E Martadinata saat itu memutuskan untuk membentuk pasukan khusus aspek laut (atas perintah Bung Karno) untuk memperlancar terlaksananya misi yang bisa terbilang “mission impossible” bagi kekuatan ALRI yang saat itu sebenarnya belum siap untuk melaksanakan perintah tersebut.

Manusia katak yang lazim disebut “Frogmen” ini berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta bawah air. Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia katak tempur di seluruh dunia.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya segala metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD, AU dan AL yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan satuan elit AL berbaret biru tua ini.

Bagaimana tidak? Pengalaman panjang puluhan tahun menempa para prajurit terbaik AL ini menjadi pasukan tangguh yang dipercaya menjalankan misi penting dalam operasi tempur yang dilaksanakan ABRI / TNI.

Letjen TNI Ryamizard (Pangkostrad saat itu) mempercayakan pendidikan intelijen aspek laut untuk calon anggota Ton Tai Pur kepada KOPASKA. Tak tanggung – tanggung instruktur KOPASKA yang diturunkan adalah mereka yang telah berkualifikasi setara US NAVY SEAL.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Diresmikan Presiden Sukarno
Kopaska diresmikan Presiden Sukarno pada tanggal 31 Maret 1962. Saat itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di depan presiden di dermaga ujung Surabaya.

Bung Karno nampak puas dengan kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska.

Maka dari itu Kopaska saat itu mendidik pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah calon korps pelatih pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit tempur yang diambil dari anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah bertugas di kapal perang. Dan Angkatan III adalah 3 peleton anggota RPKAD yang dilatih menjadi “frogmen”.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
HIRARKI
Komando Pasukan Katak adalah pasukan khusus berkualifikasi komando dan ke-paska-an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI – AL bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di Korps Marinir.

Hal ini dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak harus mempunyai kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara individual. TNI – AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit berbaret biru tua ini.

Standart yang tinggi, pengalaman bertugas di KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang prajurit KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI.
STRUKTUR ORGANISASI
Satuan Pasukan Katak Armada Barat
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT
Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Pasukan Katak Armada Timur
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT
Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing -masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang dulunya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska.

Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar.

Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando. Dansatpaska TNI – AL bisa juga memproteksi anggotanya dari tekanan dan kepentingan pihak luar atau para petinggi TNI / TNI – AL yang tidak sesuai dengan karakter dan tupoksi pasukannya.

Seperti sekarang, anggota Kopaska juga ada yang tergabung dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini sempat menjadi Kontroversi dan polemik tersendiri antara petinggi Korps Marinir dan petinggi TNI – AL mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2 pasukan dengan 2 karakter, kultur dan tradisi yang berbeda.

Walaupun keahlian tempur bisalah dikatakan hampir sama. Toh, secara gampang orang awam akan berpikir “katak itu juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa melakukan UDT, Reconnaissance di wilayah pantai yang akan didarati sampai memasang rambu untuk pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Namun Taifib adalah bagian dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib secara keseluruhan adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan marinir.

Berbeda dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval Warfare secara utuh untuk kepentingan TNI AL dan TNI. Pertanyaan kian memuncak kala itu karena faktanya satuan masing-masing (Kopaska dan Taifib) telah punya unit penanggulangan teror. 

Jadi untuk apa disatukan dalam Detasemen Jala Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar, keren dan fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi, harap diingat kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus semuanya dan bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya seperti Raider dan Ton Tai Pur.

Sebab rasanya baru kali kita dengar Marinir dan Kopaska bergabung dalam satu kesatuan selain dalam Paspampres. Dan seharusnya, kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota campuran Taifib Marinir dan Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur komando atas pasukan itu berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN JAKA TNI – AL. Bukan dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
SISTEM REKRUITMEN
Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standart diatas rata – rata dan kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska.

Dan di lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit yang mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal KODIKAL Surabaya ini.

Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska. Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai kodratnya sebagai pasukan amfibi.
Persyaratan Calon Prajurit Kopaska :
Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir)
Berdinas minimum 2 thn di KRI / Kapal Perang RI
Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI)
Lulus Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas)
Lulus Tes Ketahanan Air
Lulus Psikotest khusus
Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun
Mempunyai wawasan luas baik militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan senjata dengan baik.
Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah untuk menempuh dikbrevet paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal Kodikal TNI AL Surabaya. Disana tes terakhir mencakup keseluruhan materi tes bagi para calon. Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan asalnya.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
PENDIDIKAN KOPASKA
Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir 10 bulan terbagi atas beberapa tahap yang meliputi teori dan praktek lapangan baik di darat dan laut.
Materi pendidikan Kopaska terdiri atas :
Akademik Paska
Kepaskaan
Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir)
Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut.
Inteligen Tempur
Sabotase dan kontra sabotase
Demolisi bawah air
Latihan pemantapan (berganda)
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Pendidikan Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan Komando Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska.

Sampai saat ini biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau diundang untuk melatih di Kopaska.

Hal terkait dengan sejarah dimana anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan” inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun 1964.
Berkaca dari kesuksesan tersebut para calon anggota Kopaska diharuskan menempuh pendidikan Komando di Batujajar sebelum menempuh kualifikasi Paska. Namun kerjasama itu terhenti tanpa ada sebab yang pasti.

Sejak itulah Kopaska menerapkan kualifikasi Komando standart Kopassus kepada para siswa Sepaskal yang dilaksanakan mandiri dengan pelatih komando yang telah mendapat asistensi Kopassus. Pada era tahun 80-an sampai dengan pertengahan 90-an pasukan katak mencicipi materi pendidikan komando ala Marinir. Ini mungkin disebabkan beberapa hal.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Utamanya anggaran TNI AL yang minim sehingga pendidikan komando paska digabungkan dengan pendidikan marinir dengan asumsi sama-sama berasal dari matra laut.

Sebenarnya bukan itu masalahnya. Yang diperlukan adalah skill individual dan standart diatas rata – rata yang dituntut Kopaska tidak terpenuhi lewat pendidikan komando marinir.

Mungkin sedari awal Kopaska merasakan ketidak sesuaian antara doktrin Marinir dengan doktrin Kopaska pada pendidikan Komando ala Marinir ini karena diperuntukkkan untuk pasukan reguler yang berskala besar dan hanya ditempuh 2 bulan saja di PUSLATPUR MARINIR Karang Tekok Situbondo.
Pendidikan Komando ala Marinir tak beda dengan pendidikan kecabangan Infanteri pada TNI – AD. Sangat berbeda sekali dengan pelatihan komando Kopassus Batujajar yang sangat “terasa” special force – nya dengan metode yang 100 % menggerakkan unit kecil setingkat regu atau individu.

Tidak ada istilah bertempur dengan ukuran lebih besar dari ukuran peleton di Kopassus. Maka dari itu standard diatas rata -rata harus dilekatkan dengan prajurit baret merah ini. Namun di masa itu, Kopaska tak bisa bergerak karena KSAL sepertinya tidak menanggapi opsi keberatan para manusia katak ini. Hingga pada akhirnya mereka akhirnya bisa mengadakan pendidikan komando secara mandiri.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama pasukan katak adalah menyelam dan bertempur dibawah air.
Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama standard pasukan khusus.

Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba – tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sebentar lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digebuki oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.

Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi.

Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan, Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong.

Pasukan Katak menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. Biasanya ada pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga kualitas lulusan.
Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun.

Apabila tak punya mental baja, siksaan fisik bertubi-tubi dari pelatih yang berperan sebagai musuh apabila si siswa tertangkap…,cukuplah membuat si calon Kopaska mundur dari pendidikan karena cidera atau stress.

Lulus dari tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga di tempuh di Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau Sekolah Para TNI AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman Bandung.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Namun biasanya pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para Korps Marinir dengan alasan efisiensi biaya. Dalam latihan ini para calon di latih selama 3 minggu yang meliputi : Ground Training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki), Latihan loncat dari menara 250 kaki, dan 1 minggu praktek (3 kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali terjun siang full gear dan 1 kali terjun malam full gear).

Setelah lulus mereka berhak mendapat brevet para dasar (non marinir) yang biasanya disematkan di kantong sebelah kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan pesawat Cassa milik PUSPENERBAL (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) di Lanudal Juanda Surabaya.
Sebenarnya apa yang dipelajari di sekolah para di masing – masing angkatan untuk rating para dasar adalah sama. Hanya saja karena Sekolah Para terdapat di tiap angkatan, maka brevet para dasar , lanjutan atau free fall yang berbeda beda bentuknya di tiap angkatan. Uniknya, brevet para dasar TNI AD adalah sama bentuknya dengan “Gold Wing” nya U.S. NAVY / U.S. MARINES.
Gold Wing adalah brevet para lanjutan untuk prajurit U.S. NAVY atau U.S. MARINES yang lulus sekolah terjun bebas dan dengan tehnik HALO / HAHO. Karena sekolah para dasar (Airborne School) di jajaran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat cuma 1 yaitu Fort Benning.

Tepatnya di markas besar U.S. Army Ranger. Disinilah seluruh personel AB Amerika menempuh rating para dasar dari semua angkatan. Pasukan Katak juga punya ilmu tambahan yaitu terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump.
Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Mereka harus bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa tidak diketahui musuh.

Walaupun kelihatannya sederhana namun sesungguhnya apabila si calon tidak menguasai benar ilmu yang telah didapat sebelumnya, maka dipastikan dalam tahap ini akan menemui kesulitan dan gugur karena setiap personel melakukan tugasnya sendiri-sendiri.
Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater Demolition Team (UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam laut dipelajari disini.

Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari dikma brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan pada juga tahap ini. Latihan ini sering mengambil tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab pada waktu yang sama, Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang mengadakan pendidikan bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet Komando Hutan selama 2 bulan.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI – AL ini didepan para petinggi TNI AL.
Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret biru Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet disesuaikan dengan dimana mereka menempuh sekolah para dasar), brevet menembak TNI – AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet renang selat dan brevet lainnya yang berhak mereka kenakan di dalam dinas.

Juga PDL loreng baru Kopaska. Sebagai awal, mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing-masing minimal setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska.

Biasanya walaupun bukan merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan kata “Katak” sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya misal : Sertu (Katak) Ali Mahmud.
FUNGSI ASASI KOPASKA
1. TUGAS DALAM OPERASI AMPHIBI
· Beach Recconaisance
· Post Reconnaisance
· Beach Clearing
· Lead and put Beach shore navigation
2. OPERASI KHUSUS
· Sabotase / Anti Sabotase
· Clandestein
· Salvage Combat
· Mine Clearance Ops
· Send and Pick up agent
3. OPS TAMBAHAN
· PAM VIP VVIP & Vital Obj
· Underwater Survey
· SAR
· Factual Information Gathering
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
KARIR
Karir seorang frogmen di jajaran pasukan katak atau setelah lepas dari satuannya bisa berkembang sebagai pelatih selam baik militer maupun sipil, tenaga selam pada satuan SAR dan memegang jabatan vital lainnya yang sesuai dengan latar belakang kelimuan sebagai pasukan katak dan kepangkatannya.
Pada saat di satuan semua anggota Kopaska berhak melanjutkan dan mengembangkan keahlian yang telah dimiliki dengan mengikuti pendidikan, sekolah atau kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan orgaisasi sampai dengan tingkat master (madya) : Menembak tepat tingkat jitu, supervisor selam, Jumpmaster, pelatih jasmani, pelatih komando, beach master, pendidikan intelijen tempur, penanggulangan teror, sabotase dan keadministrasian militer serta lain lain.
Pendidikan, sekolah atau kursus dapat ditempuh di Pusdik milik TNI AL sendiri atau milik TNI AD dan TNI AU bahkan diluar negeri. Bahkan ada cerita kalau seorang bintara Kopaska ada yang pernah mengikuti pendidikan pilot TNI AL dan kemudian menjadi pilot DISPENERBAL. Seorang prajurit Kopaska bisa juga berkarir di luar kedinasan sebagai pelatih selam dan renang untuk umum. Perwira Kopaska (utamanya dari AAL) bisa berkarir sampai dengan pangkat Laksamana (Jenderal AL) sama seperti perwira Marinir atau korps lainnya di jajaran TNI AL.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Kopaska menerapkan standart yang hampir sama dengan Kopassus di bidang kesamaptaan dan kemiliteran apabila ada anggota yang ingin menempuh sekolah Caba atau Capa. Saking dekatnya, lipatan baju loreng (PDL) satuan Kopaska diseragamkan dengan lipatan PDL TNI AD dan TNI AU (lipatan keluar).

Kopaska sering berlatih dengan para “saudara” nya di Kopassus, Korpaskhasau dan Taifib Korps Marinir. Bahkan sekarang mereka kerap berlatih bersama US Navy Seals.

Terutama di materi jungle warfare, penanggulangan teror, UDT, penjinakan bahan peledak, pembersihan ranjau juga penerjunan perahu pada operasi salvage atau Combat Free Fall.
Kopaska juga mempelajari tehnik gelar pasukan lintas heli, operasi dalpur, hanlan dan OP3UD yang didapat dari paskhas di TNI AU. Sebab TNI AL juga punya pangkalan udara yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Anggota Kopaska pilihan dapat bergabung dengan paspampres untuk melakukan pengamanan VIP/VVIP atau bergabung dalam detasemen anti teror Kopaska. Bisa juga bergabung dengan Marinir di Detasemen Jala Mengkara.

Walaupun keberadaan detasemen ini masih menimbulkan kontroversi di kalangan petinggi TNI AL sendiri. Karena bernaung di bawah Korps Marinir, sedangkan anggotanya terdiri dari anggota Taifib Marinir dan Kopaska yang jelas walaupun punya keahlian mirip tapi mempunyai fungsi asasi, tradisi dan kultur satuan yang berbeda.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
RENTANG PENUGASAN
Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari tahun 1962 sejak berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat. Mulai operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa.

Bahkan segelintir pasukan katak “jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting.
Bahkan operasi pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi. Itu masa Orla, di masa Orba lain lagi ceritanya. Kopaska didaulat merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu adalah “TO” nya TNI. Yaitu Malaysia.

Pasuka ini dinamai Pasukan Khas Laut (PASKAL TLDM). Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen Garuda. Dalam operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus yang tergabung dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan mulai tahun 1973 mencari data, informasi dan menggalang massa serta membangun jaringan intelijen.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena memang jarang sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Kerahasiaan mereka dipegang teguh dalam setiap aksinya.

Kopaska aktif dalam setiap latihan gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya secara konsisten walaupun dengan keterbatasan alutsista. Peningkatan skill individu tetap dilaksanakan.
Kopaska sering diserahi tugas mendidik pasukan khusus lain dalam TNI mengenai ilmu tempur khusus kelautan. Pasukan khusus berskala peleton yang dilatih Kopaska adalah Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus penanggulangan teror Paspampres. Untuk Paspampres biasanya yang diajarkan adalah materi pengamanan bawah air.

Ketika berlatih bersama U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari pasukan khusus TNI lainnya mengeruk ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang ilmu Naval Special Warfare ataupun lainnya. Medan yang digunakan bisa di daerah latihan Satpaska Armabar atau Armatim. Inovasi dan kemampuan Kopaska semakin ter asah dengan baik.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Dalam operasi pemulihan keamanan di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang menyusup pertama kali untuk mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu pantai, menyiapkan daerah pendaratan dan mengumpulkan data intelijen.

Karena mereka selalu bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama Kopaska terdengar pada berita yang ada di media cetak maupun televisi.

Penyerbuan basis GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya adalah buah kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan. Dikabarkan bahwa P. Nasi yang tempatnya berada I sebelah utara NAD adalah penyimpanan senjata selundupan GAM.

Kopaska, Taifib Marinir dan Kopassus langsung menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya, memang ada gudang penyimpanan senjata selundupan yang digunakan GAM untuk merongrong NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung dikirim dari Swedia sebagai basis GAM diluar negeri.
Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Para sesepuh Kopaska berharap agar Kopaska terus meningkatkan profesionalisme dan fungsi asasinya sebagai pasukan katak demi menjaga dan membela ibu pertiwi sampai titik darah penghabisan.
THE FROGMEN’s GEARs
Ø Senjata Serbu : SS 1+SPG 40mm, M 16, MP 5,Pistol Sig Sauer P226 dan AK 47
Ø Senjata Sniper : Galil kaliber 7,62mm, SIG SG 550 kaliber 5,56mm,FN GPMG MA58 kaliber 7,62mm dan FM Minimi kaliber 5,56mm.
Ø Perangkat Selam : Spiro, OxyNG, DPV+ Baterai Kering, sensor navigasi,radio komunikasi portable.
Ø Ranpur : Perahu Sea Raider, UniMog, Heli dan Pesawat (untuk terjun)
DETASEMEN ANTI TEROR KOPASKA
Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar masing – masing mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror / penanggulangan teror yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris terutama di lautan, bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas pantai dan pulau – pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan operasi khusus sesuai perintah Panglima TNI.
Untuk menjadi anggota Detasemen Khusus ini seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas minimal 3 tahun, minimal sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3 keahlian spesialisasi tingkat II (muda) di bidang menembak, selam, terjun payung dan kelautan. Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan Armabar dijadikan satu.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Khusus mendalami materi perang darat, CQB, persenjataan dan lintas udara mereka bisa pula dikirim ke Sepursus Pusdik Passus. Sedang mendalami kemampuan tempur yang berbau “air asin” yang memang “khas” nya Kopaska.

Personel pilihan ini dididik di SEPASKAL dengan materi pendalaman selam tempur, renang dengan tangan dan kaki terikat sejauh 3 km, intelijen, sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak lepas pantai.

Water Jump, operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai plus metode dan tehnik pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan itu ditutup dengan ujian final terhadap semua materi yang telah diberikan dan penyematan brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang mewakili.
Dalam perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa yang dinamai Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska sebagai salah satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir. Pendidikan calon anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) yang dijalani selama 6 bulan.

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!!
Biasanya personel Kopaska yang tergabung dalam unit anti teror memakai brevet Naval Special Warfare yang sama persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals.

Kopaska juga berlatih dengan tim Seal dari AL Singapura dan berkesempatan untuk mencoba senapan serbu AB Singapura terbaru yaitu : SAR 21
Kopaska baru-baru ini mengembangkan modifikasi tehnologi torpedo berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang digunakan untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan dari kapal selam.

Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa dilewati. Baret Kopaska diganti dari biru tua menjadi merah bara, Sejak 30 April 2007.

Tan Hana Wighna Tan Sirna…………………………….
Sumber :

beritahankam.blogspot.com/


kkopaska.blogspot.com

Dan sumber2 lainnya

Kupas Tuntas : KOPASKA - Komando Pasukan Katak....!!! | Indonesia | Semua Tentang Indonesia


Tidak ada rintangan yang tidak dapat di lalui, itulah slogan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL yang memebuat para prajuritnya menjadi kuat, tangguh dan pemberani. 50 tahun lalu pada tanggal 31 Maret 1962 di lahirkan, para manusia katak (Chantoka) telah lama menjadi katak dewasa namun perhatian mereka mulai berubah karena kondisi negara dalam keadaan damai, dari tugas pokok melaksanakan operasi khusus, mendukung operasi amfibi, penanggulangan perompakan dan terorisme di atas ataupun bawah air. Kemampuan dan modernisasi peralatan pendukung terus di tingkatkan sesuai dengan perkembangan yang ada, dari pengalaman selama 50 inilah Kopaska kian di kenal di mata dunia.

Pembentukan

Tahun 1954 di Surabaya merupakan pusat kekuatan ALRI (TNI AL) di Indonesia, seorang perwira mempunyai gagasan untuk membentuk satuan frogmen dalam jajaran TNI AL. Kapten (Jas) Dch Iskak yang menjabat sebagai Kepala Dinas Duril, dengan dukungan dari Dinas Ranjau memberanikan diri membentuk pasukan katak (frogman unit). Direkrutlah 12 orang dan yang berhasil lulus hanya 4 orang. Kapten Iskak tidak sendirian dalam membentuk pasukan ini, di belakang beliau ada seorang penyelidik misi militer dari Belanda. Hasil dari pembentukan frogmen unit ini masih jauh dari harapan maka pada tahun 1957 ALRI mengirim seorang perwira Letnan Hidayat ke US NAVY dalam program UDT (Uderwater Demolition Team) Reserve Training Course di Amerika, dan hasilnya memuaskan. Semenjak itu TNI AL mulai membangun pondasi bagi pasukan yang di cita-citakan.

Letnan Hidayat kemudian meneruskan program frogman tersebut di tanah air dengan merekrut 50 orang dari anggota ALRI sendiri, namun belum dapat di ketahui berapa orang yang dapat lulus dari program hellweek tersebut. Dari pengalaman program frogmen yang kedua ini disadarai bahwa tenaga istruktur masih belum mampu untuk melaksanakan rekruitmen dengan baik, sehingga 2 Perwira dan 1 Bintara di kirim kembali ke AS, namun hanya 1 Perwira dan 1 Bintara saja yang berhasil menyeselesaikan kursus UDT di AS. Tahun 1958 Indonesia ibarat remaja berjerawat yang sedang mencari identitas diri, mengalami berbagai pemberontakan, salah satu jerawatnya adalah pemberontakan PRRI/PERMESTA Penumpasan ini didalamnya melibatkan operasi amfibi di Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Kapal-kapal perang RI mengalami kesulitan masuk ke daerah perawan ini, karena banyak rintangan laut yang tidak di ketahui dan informasi daerah operasi yang terbatas. Beruntunglah ada seorang ABK yang berkualifikasi selam scuba, maka selesailah masalah tersebut.


Konsolidasi

Sewaktu Indonesia menyiapkan diri untuk melaksanakan operasi mandala untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. “Bisul telah meletus”, 19 Desember 1961. TRIKORA di kumandangkan oleh Presiden Soekarno, diantisipasi oleh TNI dengan menggelar Operasi Mandala, operasi ini akan melaksanakan operasi amfibi menggunakan 100 kapal perang dan mendaratkan 150.000 personel, dengan melihat begitu besarnya unsure yang dilibatkan maka kebutuhan akan Pasukan katak sangat di perlukan. Menteri/Kasal waktu itu mengistruksikan persiapan pembentukan pasukan katak. Tindakan yang pertama dilaksanakan adalah menyiapkan grup instruktur yang akan melatih 100 Bintara dan Tantama ditambah 15 Perwira dari RPKAD (kopassus) dan sukarelawan. Pelatihan instruktur ini berlangsung dari bulan Januari hingga April 1962, selain itu ALRI juga mengirim salah satu perwiranya ke Eropa guna mempelajari seluk beluk Pasukan Katak di Eropa.

Pada tanggal 31 Maret 1962 sesuai dengan Kepmen/Kasal no 5401.13 Kopaska ALRI telah di tetapkan, dengan komandan pertamanya Ltk. Op. Koesno. Kurang lebih sebulan kemudian 15 orang instruktur telah tersedia. Pada tanggal 15 Mei, seolah-olah tidak memberikan waktu untuk beristirahat kepada para instruktur baru ini Men/Kasal memerintahkan Kopaska untuk melatih cikal bakalnya frogmen ALRI ke Batujajar yang merupakan Pusat pelatihan komando RPKAD. Masih dalam tahun 1962 Indonesia menerima berbagai bantuan senjata dan pelatihan dari Uni Soviet (Rusia). Diantara peralatan selam dan demolisi, demi kepentingan ini maka 6 Instruktur dikirim ke Rusia.

Aneh tapinya, Kopaska sebagai satuan tempur telah mencetak Paska RPKAD. Rupanya keanehan ini tidak hanya di tertawakan saja oleh para senior Kopaska akan tetapi tertawanya berhenti setelah di bentuk lembaga pelatihan sendiri yang kemudian di sebut SEPASKAL (Sekolah pasukan Katak Angkatan Laut) pada bulan Januari 1963. Berbekal mencetak Paskal RPKAD dan memfaatkan hubungan professional yang telah terbina Kopaska memanfaatkan SKAD (Sekolah Komando Angkatan Darat) Batujajar sebagai pihak yang mengisi kemampuan komando hutan. Untuk problem-problem laut dan demolisi dilaksanakan dengan kerjasama erat dengan Komando jenis Kapal Selam (SETAKSEL). Betapa beratnya latihan ini, dapat digambarkan dari 50 Chantoka hanya disisakan 24 orang saja untuk ALRI.

Pengabdian

Satkopaska Armatim 
Dwikora 1963, mengganggu jalannya latihan dasar para Chantoka, demi kepentingan “A” Dwikora ini para Chantoka harus di lahirkan premature. Para katak premature ini kemudian dikirim ke Riau untuk melaksanakan penugasan-penugasan yang berkaitan dengan intelejen. Pada tahun 1964-65 Pamor kopaska semakin baik, sehingga permintaan untuk tenaga pelatihan datang bertubi-tubi, diantaranya melatih para Bintara Dinas Intelejen ABRI, menyiapkan Paskowan (Pasukan Komando Sukarelawan 1) yang didalamnya juga terdapat anggota Kopaska, Paskowan-2, Cakrabirawa yang terdiri dari 1 peleton Kipam marinir dan 1 kompi Cakrabirawa.

Dalam sejarah pembetukannya Kopaska tak lepas dari keterlibatan pihak asing yang kemudian mempengaruhi Kopaska sendiri, yang pertama kali si penyelia militer Belanda, kemudian UDT AS, ditambah Letkol OP. koesno ke eropa. Tetapi memang benar bahwa Kopaska seperti yang kita lihat di pengaruhi juga oleh UDT/SEAL USN (Mobile Training Team, UDT/Sea Air and Land US Navy) pada tahun 1979, di tindak lanjuti kemudian dengan latma (latihan bersama) UDT/SEAL maupun EOD (Explosive Ordnance Disposal). Namun karena Kopaska merupakan bagian dari system senjata TNI AL maka Kopaska juga sering terlibat dalam latma TNI AL dan angkatan laut negara lain, antara lain dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia dan lain-lain.

Pengembangan

Pada masa damai pernah dilibatkan dalam penugasan penumpasan G30S/PKI, merebut material penting berupa dokumen-dokumen PKI, pengamanan proyek waduk Jati Luhur, Operasi Seroja untuk menyiapkan pantai pendaratan dan penggalangan sejumlah misi sabotase, pengejaran bajak laut maupun anti perompakan di selat Malaka, selat Philips dan sekitarnya, juga terlibat dalam penanganan konflik Ambon dalam bentuk pengamanan objek vital maupun patrol-patroli tempur termasuk ke daerah Nanggroe Aceh Darusallam. Dari pengalaman yang tercatat maupun yang tidak tercatat oleh sejarah, Kopaska kemudian menjadi dewasa, menentukan jati dirinya yang di tandai dengan peran dalam operasi laut khusus maupun amfibi.

Kopaska memang lahir dari gagasan Kapt Dch Iskak, barangkali gagasan ini di ilhami dari episode-episode para ksatria laut PD-II baik dari sekutu maupun lawannya. Mungkin saja dari keberhasilan Pasukan Katak Italia dengan torpedo Chariot berhasil menenggelamkan kapal sekutu, disusul kemudian pembentukan pasukan serupa oleh Inggris, Jepang maupun Jerman sendiri. Namun demikian bagaimana cara membentuk pasukan inilah yang menjadi masalah bagi Kapt Dch iskak, bila perkiraan di atas benar kemungkinan besar bahwa orientasi tugas frogman cetakan Kapt Dch Iskak ini adalah pada sabotase-sabotase objek di laut maupun pendukungnya, yang saat ini merupakan bagian dari kegiatan peperangn khusus.

Pengiriman 2 kali ke UDT RTC memberikan bentuk yang lebih baik bagi Kopaska walaupun orientasi tugasnya sedikit berbeda, yaitu peran dalam operasi amfibi. Sesuai referensi yang ada disebutkan bahwa UDT adalah sebagai pengumpul data hidrografi, pembersihan pantai pendaratan dan pandu gelombang. Dalam persiapan pembentukan Kopaska Letkol OP Koesno membawa oleh-oleh dari Eropa berupa orientasi Kopaska yang diarahkan kepada perannya dalam peperangan laut khusus. Hingga saat ini masih terus rutin dilaksanakan Latma dengan US NAVY dengan sandi “Flash Iron” dua kali dalam setahun, Kopaska mendapatkan bekal tambahan berupa ketrampilan dan kemampuan dalam melaksanakan operasi-operasi dilaut, anti terror dan penugasan lainnya.

Dari seluruh pengaruh tersebut kemudian Pimpinan TNI AL merumuskan “Tugas Pokok” Kopaska seperti saat ini. Namun dapatkah dikatakan bahwa Kopaska indentik dengan Navy Seal?. Dapat dijawab “tidak” karena beberapa sebab, pertama karena menurut sejarah Kopaska tidak dirancang bertugas seperti Seal, kedua kebijakan politik Indonesia berbeda dengan AS, seluruh kepentingan AS baik didalam maupun di luar negeri sangan potensial sebagai sasaran teroris, sedangkan Indonesia secara legal tidak mengenal terorisme, dengan demikian Seal bukan saja mampu dalam penanganan anti terror namun di tugaskan dalam bidang ini, ketiga pengamanan operasi TNI secara terbatas di bandingkan dengan militer AS, hingga wajar bila SEAL berpengalaman melaksanakan operasi darat seperti di delta sungai Mekong, Vietnam maupun di Incheon, Korsel. Seal sendiri bagi Kopaska hanya sebatas inspirasi, bila dianggap sebagai sumber inspirasi maka jawabannya “Benar”. Kembali dari sejarah membuktikan secara langsung Kopaska dalam pendidikan UDT RTC maupun MTT UDT/SEAL, sedangkan Pasukan Katak negara-negara lain secara sederhana lebih enak dikatakan sebagai silahturahmi antar sesama masyarakan peperangan laut khusus.

Kemampuan Kopaska dalam peperangan laut khusus antara lain. Pengintaian Khusus (menyiapkan pantai dan hidrografi), Peperangan Laut Khusus (menciptakan keseimbangan taktis hingga mendapatkan keunggulan strategis bagi satuan tempur TNI AL), Anti Teror di Laut terutama dalam pembebasan sandera (Hostage Rescue Team). Kemampuan-kemampuan tersebut di gunakan secara faktual guna mendukung keunggulan TNI AL di laut. Bila kita menggunakan parameter yang ada, dan pada suatu operasi dengan kekuatan beskala besar yang di dukung oleh Kopaska, maka kekuatan Kopaska relatif kecil di bandingkan dengan satuan-satuan tempur TNI AL lainnya, namun dampak yang dihasilkan oleh Kopaska adalah sangat besar. Resiko yang dihadapi oleh prajurit Kopaska dalam penugasannya adalah cukup berat dan berbahaya, oleh sebab itu kemampuan tempurnya di tuntut untuk mendukung keberhasilan dalam penugasannya. Maka memang sepantasnya Kopaska di sebut sebagai “Pasukan Khusus” atau termasuk “Pasukan Elit” dan barangkali sudah tidak diragukan lagi untuk menyandang predikat “Komando” di depan kata “Pasukan”.
 SEJARAH KOPASKA

Komando Pasukan Katak TNI – AL
Satuan pasukan khusus matra laut ini dikenal sebagai “Navy Seal” nya Indonesia. Memang di tinjau dari aspek kelahirannya, KOPASKA sangat terkait dengan U.S. NAVY Seal. Tiga orang prajurit ALRI di masa orla (1961) diberangkatkan ke depo – depo pendidikan US NAVY guna mendalami tehnik peperangan laut khusus yaitu selam tempur, UDT (Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut dan pengamatan pantai. Kopaska dibentuk mendesak dan mendadak akibat akan dilaksanakannya operasi trikora untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Panglima AL R.E Martadinata saat itu memutuskan untuk membentuk pasukan khusus aspek laut (atas perintah Bung Karno) untuk memperlancar terlaksananya misi yang bisa terbilang “mission impossible” bagi kekuatan ALRI yang saat itu sebenarnya belum siap untuk melaksanakan perintah tersebut. Manusia katak yang lazim disebut “Frogmen” ini berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta bawah air. Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia katak tempur di seluruh dunia. Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya segala metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD, AU dan AL yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan satuan elit AL berbaret biru tua ini. Bagaimana tidak? Pengalaman panjang puluhan tahun menempa para prajurit terbaik AL ini menjadi pasukan tangguh yang dipercaya menjalankan misi penting dalam operasi tempur yang dilaksanakan ABRI / TNI. Letjen TNI Ryamizard (Pangkostrad saat itu) mempercayakan pendidikan intelijen aspek laut untuk calon anggota Ton Tai Pur kepada KOPASKA. Tak tanggung – tanggung instruktur KOPASKA yang diturunkan adalah mereka yang telah berkualifikasi setara US NAVY SEAL. Kopaska diresmikan Presiden Sukarno pada tanggal 31 Maret 1962. Saat itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di depan presiden di dermaga ujung Surabaya. Bung Karno nampak puas dengan kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska. Maka dari itu Kopaska saat itu mendidik pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah calon korps pelatih pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit tempur yang diambil dari anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah bertugas di kapal perang. Dan Angkatan III adalah 3 peleton anggota RPKAD yang dilatih menjadi “frogmen”. HIRARKI Komando Pasukan Katak adalah pasukan khusus berkualifikasi komando dan ke –paska - an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI – AL bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di Korps Marinir. Hal ini dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak harus mempunyai kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara individual. TNI – AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit berbaret biru tua ini. Standart yang tinggi, pengalaman
bertugas di KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang prajurit KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI. STRUKTUR ORGANISASI Satuan Pasukan Katak Armada Barat Detasemen 1 Anti Teror Detasemen 2 Operasi Khusus Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage Detasemen 4 EOD Detasemen 5 UDT Detasemen 6 Special Boat Unit Satuan Pasukan Katak Armada Timur Detasemen 1 Anti Teror Detasemen 2 Operasi Khusus Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage Detasemen 4 EOD Detasemen 5 UDT Detasemen 6 Special Boat Unit Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing – masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang duluya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska. Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama. Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar. Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando. Dansatpaska TNI – AL bisa juga memproteksi anggotanya dari tekanan dan kepentingan pihak luar atau para petinggi TNI / TNI – AL yang tidak sesuai dengan karakter dan tupoksi pasukannya. Seperti sekarang, anggota Kopaska juga ada yang tergabung dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini sempat menjadi Kontroversi dan polemik tersendiri antara petinggi Korps Marinir dan petinggi TNI – AL mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2 pasukan dengan 2 karakter, kultur dan tradisi yang berbeda. Walaupun keahlian tempur bisalah dikatakan hampir sama. Toh, secara gampang orang awam akan berpikir “katak itu juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa melakukan UDT,Reconnaissance di wilayah pantai yang akan didarati sampai memasang rambu untuk pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska. Namun Taifib adalah bagian dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib secara keseluruhan adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan marinir. Berbeda dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval Warfare secara utuh untuk kepentingan TNI AL dan TNI. Pertanyaan kian memuncak kala itu karena faktanya satuan masing – masing (Kopaska dan Taifib) telah punya unit penanggulangan teror. Jadi untuk apa disatukan dalam Detasemen Jala Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar, keren dan fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi, harap diingat kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus semuanya dan bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya seperti Raider dan Ton
Tai Pur. Sebab rasanya baru kali kita dengar Marinir dan Kopaska bergabung dalam satu kesatuan selain dalam Paspampres. Dan seharusnya, kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota campuran Taifib Marinir dan Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur komando atas pasukan itu berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN JAKA TNI – AL. Bukan dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang. SISTEM REKRUITMEN Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standart diatas rata – rata dan kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska. Dan di lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit yang mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal KODIKAL Surabaya ini. Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska. Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai kodratnya sebagai pasukan amfibi. Persyaratan Calon Prajurit Kopaska : Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir) Berdinas minimum 2 thn di KRI / Kapal Perang RI Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI) Lulus Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas) Lulus Tes Ketahanan Air Lulus Psikotest khusus Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun Mempunyai wawasan luas baik militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan senjata dengan baik Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah untuk menempuh dikbrevet paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal Kodikal TNI AL Surabaya. Disana tes terakhir mencakup keseluruhan materi tes bagi para calon. Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan asalnya.
PENDIDIKAN KOPASKA Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir 10 bulan terbagi atas beberapa tahap yang meliputi teori dan praktek lapangan baik di darat dan laut. Materi pendidikan Kopaska terdiri atas : Akademik Paska Kepaskaan Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir) Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut. Inteligen Tempur Sabotase dan kontra sabotase Demolisi bawah air Latihan pemantapan (berganda) Pendidikan Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan Komando Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska. Sampai saat ini
biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau diundang untuk melatih di Kopaska. Hal terkait dengan sejarah dimana anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan” inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun 1964. Berkaca dari kesuksesan tersebut para calon anggota Kopaska diharuskan menempuh pendidikan Komando di Batujajar sebelum menempuh kualifikasi Paska. Namun kerjasama itu terhenti tanpa ada sebab yang pasti. Sejak itulah Kopaska menerapkan kualifikasi Komando standart Kopassus kepada para siswa Sepaskal yang dilaksanakan mandiri dengan pelatih komando yang telah mendapat asistensi Kopassus. Pada era tahun 80-an sampai dengan pertengahan 90-an pasukan katak mencicipi materi pendidikan komando ala Marinir. Ini mungkin disebabkan beberapa hal. Utamanya anggaran TNI AL yang minim sehingga pendidikan komando paska digabungkan dengan pendidikan marinir dengan asumsi sama-sama berasal dari matra laut. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Yang diperlukan adalah skill individual dan standart diatas rata – rata yang dituntut Kopaska tidak terpenuhi lewat pendidikan komando marinir. Mungkin sedari awal Kopaska merasakan ketidak sesuaian antara doktrin Marinir dengan doktrin Kopaska pada pendidikan Komando ala Marinir ini karena diperuntukkkan untuk pasukan reguler yang berskala besar dan hanya ditempuh 2 bulan saja di PUSLATPUR MARINIR Karang Tekok Situbondo. Pendidikan Komando ala Marinir tak beda dengan pendidikan kecabangan Infanteri pada TNI – AD. Sangat berbeda sekali dengan pelatihan komando Kopassus Batujajar yang sangat “terasa” special force – nya dengan metode yang 100 % menggerakkan unit kecil setingkat regu atau individu. Tidak ada istilah bertempur dengan ukuran lebih besar dari ukuran peleton di Kopassus. Maka dari itu standard diatas rata – rata harus dilekatkan dengan prajurit baret merah ini. Namun di masa itu, Kopaska tak bisa bergerak karena KSAL sepertinya tidak menanggapi opsi keberatan para manusia katak ini. Hingga pada akhirnya mereka akhirnya bisa mengadakan pendidikan komando secara mandiri. Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat
lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama pasukan katak adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama standard pasukan khusus. Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba – tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sebentar lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digebuki oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan. Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi. Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut. Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan, Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. Biasanya ada pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga kualitas lulusan. Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun. Sapabila tak punya mental baj, siksaan fisik bertubi – tubi dari pelatih yang berperan sebagai musuh apabila si siswa tertangkap…cukuplah membuat si calon Kopaska mundur dari pendidikan karena cidera atau stress. Lulus dari tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga di tempuh di Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau Sekolah Para TNI AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman Bandung. Namun biasanya pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para Korps Marinir dengan alasan efisiensi biaya. Dalam latihan ini para calon di latih selama 3 minggu yang meliputi : Ground Training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki), Latihan loncat dari menara 250 kaki, dan 1 minggu praktek (3 kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali terjun siang full gear dan 1 kali terjun malam full gear). Setelah lulus mereka berhak mendapat brevet para dasar (non marinir) yang biasanya disematkan di kantong sebelah kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan pesawat Cassa milik PUSPENERBAL (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) di Lanudal Juanda Surabaya. Sebenarnya apa yang dipelajari di sekolah para di masing – masing
angkatan untuk rating para dasar adalah sama. Hanya saja karena Sekolah Para terdapat di tiap angkatan, maka brevet para dasar , lanjutan atau free fall yang berbeda beda bentuknya di tiap angkatan. Uniknya, brevet para dasar TNI AD adalah sama bentuknya dengan “Gold Wing” nya U.S. NAVY / U.S. MARINES. Gold Wing adalah brevet para lanjutan untuk prajurit U.S. NAVY atau U.S. MARINES yang lulus sekolah terjun bebas dan dengan tehnik HALO / HAHO. Karena sekolah para dasar (Airborne School) di jajaran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat cuma 1 yaitu Fort Benning. Tepatnya di markas besar U.S. Army Ranger. Disinilah seluruh personel AB Amerika menempuh rating para dasar dari semua angkatan. Pasukan Katak juga punya ilmu tambahan yaitu terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump. Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando. Mereka harus bisa mendata, mencari tau berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa tidak diketahui musuh. Walaupun kelihatannya sederhana namun sesungguhnya apabila si calon tidak menguasai benar ilmu yang telah didapat sebelumnya, maka dipastikan dalam tahap ini akan menemui kesulitan dan gugur karena setiap personel melakukan tugasnya sendiri – sendiri. Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater Demolition Team (UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam laut dipelajari disini. Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari dikma brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan pada juga tahap ini. Latihan ini sering mengambil tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab pada waktu yang sama, Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang mengadakan pendidikan bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet Komando Hutan selama 2 bulan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI – AL ini didepan para petinggi TNI AL. Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret biru Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet disesuaikan dengan dimana mereka menempuh sekolah para dasar), brevet menembak TNI – AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet renang selat dan brevet lainnya yang berhak mereka kenakan di dalam dinas. Juga PDL loreng baru Kopaska. Sebagai awal, mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing – masing minimal setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska. Biasanya walaupun bukan merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan kata “Katak” sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya misal : Sertu (Katak) Ali Mahmud. FUNGSI ASASI KOPASKA
1. TUGAS DALAM OPERASI AMPHIBI · Beach Recconaisance · Post Reconnaisance · Beach Clearing · Lead and put Beach shore navigation 2. OPERASI KHUSUS · Sabotase / Anti Sabotase · Clandestein · Salvage Combat · Mine Clearance Ops · Send and Pick up agent 3. OPS TAMBAHAN · PAM VIP VVIP & Vital Obj · Underwater Survey · SAR · Factual Information Gathering
KARIR Karir seorang frogmen di jajaran pasukan katak atau setelah lepas dari satuannya bisa berkembang sebagai pelatih selam baik militer maupun sipil, tenaga selam pada satuan SAR dan memegang jabatan vital lainnya yang sesuai dengan latar belakang kelimuan sebagai pasukan katak dan kepangkatannya. Pada saat di satuan semua anggota Kopaska berhak melanjutkan dan mengembangkan keahlian yang telah dimiliki dengan mengikuti pendidikan, sekolah atau kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan orgaisasi sampai dengan tingkat master (madya) : Menembak tepat tingkat jitu, supervisor selam, Jumpmaster, pelatih jasmani, pelatih komando, beach master, pendidikan intelijen tempur, penanggulangan teror, sabotase dan keadministrasian militer serta lain lain. Pendidikan, sekolah atau kursus dapat ditempuh di Pusdik milik TNI AL sendiri atau milik TNI AD dan TNI AU bahkan diluar negeri. Bahkan ada cerita kalau seorang bintara Kopaska ada yang pernah mengikuti pendidikan pilot TNI AL dan kemudian menjadi pilot DISPENERBAL. Seorang prajurit Kopaska bisa juga berkarir di luar kedinasan sebagai pelatih selam dan renang untuk umum. Perwira Kopaska (utamanya dari AAL) bisa berkarir sampai dengan pangkat Laksamana (Jenderal AL) sama seperti perwira Marinir atau korps lainnya di jajaran TNI AL. Kopaska menerapkan standart yang hampir sama dengan Kopassus di bidang kesemaptaan dan kemiliteran apabila ada anggota yang ingin menempuh sekolah Caba atau Capa. Saking dekatnya, lipatan baju loreng (PDL) satuan Kopaska diseragamkan dengan lipatan PDL TNI AD dan TNI AU (lipatan keluar). Kopaska sering berlatih dengan para “saudara” nya di Kopassus, Korpaskhasau dan Taifib Korps Marinir. Bahkan sekarang mereka kerap berlatih bersama US Navy Seals. Terutama di materi jungle warfare, penanggulangan teror, UDT, penjinakan bahan peledak, pembersihan ranjau juga penerjunan perahu pada operasi salvage atau Combat Free Fall. Kopaska juga mempelajari tehnik gelar pasukan lintas heli, operasi dalpur, hanlan dan OP3UD yang didapat dari paskhas di TNI AU. Sebab TNI AL juga punya pangkalan udara yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Anggota Kopaska pilihan dapat bergabung dengan paspampres untuk melakukan pengamanan VIP/VVIP atau bergabung dalam
detasemen anti teror Kopaska. Bisa juga bergabung dengan Marinir di Detasemen Jala Mengkara. Walaupun keberadaan detasemen ini masih menimbulkan kontroversi di kalangan petinggi TNI AL sendiri. Karena bernaung di bawah Korps Marinir, sedangkan anggotanya terdiri dari anggota Taifib Marinir dan Kopaska yang jelas walaupun punya keahlian mirip tapi mempunyai fungsi asasi, tradisi dan kultur satuan yang berbeda.
RENTANG PENUGASAN Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari tahun 1962 sejak berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat. Mulai operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Bahkan segelintir pasukan katak “jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi. Itu masa Orla, di masa Orba lain lagi ceritanya. Kopaska didaulat merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu adalah “TO” nya TNI. Yaitu Malaysia. Pasuka ini dinamai Pasukan Khas Laut (PASKAL TLDM). Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen Garuda. Dalam operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus yang tergabung dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan mulai tahun 1973 mencari data, informasi dan menggalang massa serta membangun jaringan intelijen. Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena memang jarang sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Kerahasiaan mereka dipegang teguh dalam setiap aksinya. Kopaska aktif dalam setiap latihan gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya secara konsisten walaupun dengan keterbatasan alutsista. Peningkatan skill individu tetap dilaksanakan. Kopaska sering diserahi tugas mendidik pasukan khusus lain dalam TNI mengenai ilmu tempur khusus kelautan. Pasukan khusus berskala peleton yang dilatih Kopaska adalah Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus penanggulangan teror Paspampres. Untuk Paspampres biasanya yang diajarkan adalah materi pengamanan bawah air. Ketika berlatih bersama U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari pasukan khusus TNI lainnya mengeruk ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang ilmu Naval Special Warfare ataupun lainnya. Medan yang digunakan bisa di daerah latihan Satpaska Armabar atau Armatim. Inovasi dan kemampuan Kopaska semakin ter asah dengan baik. Dalam operasi pemulihan keamanan di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang menyusup pertama kali untuk mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu pantai, menyiapkan daerah pendaratan dan mengumpulkan data intelijen. Karena mereka selalu bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama Kopaska terdengar pada berita yang ada di media cetak maupun televisi. Penyerbuan basis GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya adalah buah kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan. Dikabarkan bahwa P. Nasi yang tempatnya berada I sebelah utara NAD adalah penyimpanan senjata selundupan GAM. Kopaska, Taifib Marinir dan Kopassus langsung menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya, memang ada gudang penyimpanan senjata selundupan yang digunakan AGAM untuk merongrong NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung dikirim dari Swedia sebagai basis GAM diluar negeri.
Para sesepuh Kopaska berharap agar Kopaska terus meningkatkan profesionalisme dan fungsi asasinya sebagai pasukan katak demi menjaga dan membela ibu pertiwi sampai titik darah penghabisan.
THE FROGMEN’s GEARs Ø Senjata Serbu : SS 1+SPG 40mm, M 16, MP 5,Pistol Sig Sauer P226 dan AK 47 Ø Senjata Sniper : Galil kaliber 7,62mm, SIG SG 550 kaliber 5,56mm,FN GPMG MA58 kaliber 7,62mm dan FM Minimi kaliber 5,56mm. Ø Perangkat Selam : Spiro, OxyNG, DPV+ Baterai Kering, sensor navigasi,radio komunikasi portable. Ø Ranpur : Perahu Sea Raider, UniMog, Heli dan Pesawat (untuk terjun)
DETASEMEN ANTI TEROR KOPASKA Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar masing – masing mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror / penanggulangan teror yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris terutama di lautan, bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas pantai dan pulau – pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan operasi khusus sesuai perintah Panglima TNI. Untuk menjadi anggota Detasemen Khusus ini seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas minimal 3 tahun, minimal sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3 keahlian spesialisasi tingkat II (muda) di bidang menembak, selam, terjun payung dan kelautan. Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan Armabar dijadikan satu. Khusus mendalami materi perang darat, CQB, persenjataan dan lintas udara mereka bisa pula dikirim ke Sepursus Pusdik Passus. Sedang mendalami kemampuan tempur yang berbau “air asin” yang memang “khas” nya Kopaska, personel pilihan ini dididik di SEPASKAL dengan materi pendalaman selam tempur, renang dengan tangan dan kaki terikat sejauh 3 km, intelijen, sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak lepas pantai, Water Jump, operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai plus metode dan tehnik pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan itu ditutup dengan ujian final terhadap semua materi yang telah diberikan dan penyematan brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang mewakili. Dalam perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa yang dinamai Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska sebagai salah satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir. Pendidikan calon anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) yang dijalani selama 6 bulan. Biasanya personel Kopaska yang tergabung dalam unit anti teror memakai brevet Naval Special Warfare yang sama persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals. Kopaska juga berlatih dengan tim Seal dari AL Singapura dan berkesempatan untuk mencoba senapan serbu AB Singapura terbaru yaitu : SAR 21 Kopaska baru – baru ini mengembangkan modifikasi tehnologi torpedo berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang digunakan untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan dari kapal selam. Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa dilewati. Baret Kopaska diganti dari biru tua menjadi merah bara. Sejak 30 April 2007
Tan Hana Wighna Tan Sirna.
sumber : raider-ari.blogspot.com

KOPASKA Yang Mematikan

Di belahan dunia barat, Perang Korea, pada tahun 1950-1953, dikenal sebagai perang yang terlupakan (forgotten war). Di Asia Tenggara, peristiwa Konfrontasi ”Ganjang Malaysia” (1963-1966) juga menjadi perang terlupakan di antara Indonesia melawan Malaysia, Singapura, Brunei, dan Persemakmuran Inggris Raya.

”Saya berulang kali menyusup ke Singapura dari pangkalan di Pulau Sambu dan Belakang Padang di sekitar Pulau Batam. Saya masuk lewat Pelabuhan Singapura dengan menyamar jadi nelayan biasa,” kata Iin Supardi (69), yang kala itu berpangkat kelasi dua pada satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut (AL), Selasa (4/1) di Tangerang.
Di Singapura, Iin menggelar operasi intelijen berupa agitasi, provokasi, hingga upaya sabotase. ”Saya mendatangi kelompok pemuda Tionghoa dan pemuda Melayu untuk membangun kecurigaan antara mereka. Saya menghasut kelompok melawan kelompok. Saya menyamar bekerja sebagai buruh pada taukeh Tionghoa di daerah Jurong,” kata Iin mengenang operasi intelijen tahun 1963-1965 itu. 
Sambil mengantar barang dagangan berupa hasil bumi ke Singapura atau berlayar mengantar barang selundupan elektronik, celana, dan rokok dari Singapura ke Kepulauan Riau, Iin menyelundupkan bahan peledak berulang kali ke pelbagai lokasi aman di seantero Singapura.
”Saya sering kucing-kucingan dengan Es Ai Di (yang dimaksud adalah Reserse Kepolisian Singapura alias CID). Harus kasih uang suap hingga 50 straits dollar,” kata Iin yang fasih berdialek Melayu Semenanjung dan sedikit menguasai dialek Hokkian yang lazim digunakan di Singapura,
Sebelum bertugas di Kepulauan Riau, Iin melatih Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) yang dikenal sebagai Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Dia melatih TNKU di kamp pelatihan milik TNI di Bengkayang, Kalimantan Barat.
Anggota Kopaska menyusup ke Singapura dari pangkalan di Kepulauan Riau di sekitar Batam, Tanjung Balai Asahan, dan daerah sekitarnya. Mereka biasanya menggunakan perahu kecil dengan motor tempel dan menyamar menjadi warga setempat yang memang biasanya memiliki kerabat di Semenanjung Malaya dan Singapura.
Idjad (70), seorang kopral Kopaska asal Sulawesi Selatan, mengaku masuk ke kawasan perkotaan Singapura dan ke Johor di Semenanjung Malaya. ”Saya punya kontak agen lokal bernama Usman yang sangat pro-Indonesia. Usman tinggal di daerah Kampung Melayu. Ketika saya dan teman-teman tertangkap, dia juga ikut ditahan di Singapura,” kata Idjad, yang juga anggota Kopaska.
Idjad mengingat ketiga rekannya sesama Sukarelawan (Sukwan) Dwikora ditangkap di perbatasan Singapura - Johor di Causeway di dekat Kranji dan Woodlands. Ketika itu, para Sukwan sudah bersiap-siap mengebom pipa air yang memasok kebutuhan air di Singapura dari Johor.
Upacara penyambutan jenazah pahlawan Usman-Harun. (Foto: rhariprasetyo)
Idjad pun masih teringat saat-saat terakhir ketika Sersan KKO (Marinir) Usman Djanatin akan menyeberang ke Singapura sebelum ditangkap, lalu akhirnya dihukum gantung karena mengebom pusat perbelanjaan di Orchard Road bersama rekannya yang bernama Harun. ”Dia minta dicukur kumis sebelum berangkat agar terlihat rapi,” kenang Idjad.
Ketika dibebaskan dari tahanan di Singapura setelah perjanjian damai Indonesia - Malaysia, Usman masih ditahan di Singapura. Idjad mengaku bertemu kembali dengan Usman pada tahun 1972 saat berlangsung latihan gabungan militer Indonesia - Malaysia dan Singapura. Usman tinggal di daerah Changi dan masih terlihat paranoid karena merasa selalu diawasi aparat. ”Meski begitu, dia yakin Merah Putih seharusnya berkibar di Singapura dan Malaysia,” ujar Idjad.
Seorang veteran lainnya, Liem Hwie Tek (71), asal Cirebon yang ditemui tahun lalu, mengaku, para veteran Dwikora di daerah asalnya semakin terlupakan. Liem masih menyimpan ribuan negatif foto konfrontasi di sektor Kepulauan Riau, tempatnya bertugas di seberang Singapura yang belum dipublikasikan hingga kini.
Meski peran mereka terlupakan, para veteran Konfrontasi di Indonesia bangga dan tetap yakin pada cita-cita politik Soekarno menentang neokolonialisme melalui pembentukan Malaysia kala itu.
Fakta hari ini memang membuktikan, tahun 2000-an, bentuk penjajahan baru dari imperialisme perusahaan-perusahaan asing asal negara maju memang menguasai bangsa-bangsa Asia-Afrika yang gagal membangun kemakmuran pascakolonialisme seusai Perang Dunia II. Kita pun boleh mengingat pesan Bung Karno, ”Djangan Sekali-kali Meloepakan Sedjarah”....(Iwan Santosa)