SEJARAH KOPASKA
Komando Pasukan Katak TNI – AL
Satuan pasukan khusus matra laut ini
dikenal sebagai “Navy Seal” nya Indonesia. Memang di tinjau dari aspek
kelahirannya, KOPASKA sangat terkait dengan U.S. NAVY Seal. Tiga orang
prajurit ALRI di masa orla (1961) diberangkatkan ke depo – depo
pendidikan US NAVY guna mendalami tehnik peperangan laut khusus yaitu
selam tempur, UDT (Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut
dan pengamatan pantai. Kopaska dibentuk mendesak dan mendadak akibat
akan dilaksanakannya operasi trikora untuk merebut Irian Barat dari
tangan Belanda. Panglima AL R.E Martadinata saat itu memutuskan untuk
membentuk pasukan khusus aspek laut (atas perintah Bung Karno) untuk
memperlancar terlaksananya misi yang bisa terbilang “mission impossible”
bagi kekuatan ALRI yang saat itu sebenarnya belum siap untuk
melaksanakan perintah tersebut. Manusia katak yang lazim disebut
“Frogmen” ini berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta
bawah air. Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia
katak tempur di seluruh dunia. Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya
segala metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD,
AU dan AL yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan
dengan satuan elit AL berbaret biru tua ini. Bagaimana tidak? Pengalaman
panjang puluhan tahun menempa para prajurit terbaik AL ini menjadi
pasukan tangguh yang dipercaya menjalankan misi penting dalam operasi
tempur yang dilaksanakan ABRI / TNI. Letjen TNI Ryamizard (Pangkostrad
saat itu) mempercayakan pendidikan intelijen aspek laut untuk calon
anggota Ton Tai Pur kepada KOPASKA. Tak tanggung – tanggung instruktur
KOPASKA yang diturunkan adalah mereka yang telah berkualifikasi setara
US NAVY SEAL. Kopaska diresmikan Presiden Sukarno pada tanggal 31 Maret
1962. Saat itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di
depan presiden di dermaga ujung Surabaya. Bung Karno nampak puas dengan
kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan
katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh
personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan
perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska. Maka dari itu Kopaska
saat itu mendidik pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah
calon korps pelatih pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit
tempur yang diambil dari anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah
bertugas di kapal perang. Dan Angkatan III adalah 3 peleton anggota
RPKAD yang dilatih menjadi “frogmen”. HIRARKI Komando Pasukan Katak
adalah pasukan khusus berkualifikasi komando dan ke –paska - an yang
menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI – AL
bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di Korps Marinir. Hal ini
dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak harus mempunyai
kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara individual. TNI –
AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit
berbaret biru tua ini. Standart yang tinggi, pengalaman
bertugas di
KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang prajurit
KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI.
STRUKTUR ORGANISASI Satuan Pasukan Katak Armada Barat Detasemen 1 Anti
Teror Detasemen 2 Operasi Khusus Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD Detasemen 5 UDT Detasemen 6 Special Boat Unit Satuan
Pasukan Katak Armada Timur Detasemen 1 Anti Teror Detasemen 2 Operasi
Khusus Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage Detasemen 4 EOD Detasemen 5
UDT Detasemen 6 Special Boat Unit Satuan Kopaska saat ini bernaung di
bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing – masing dipimpin oleh
seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang
duluya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska. Wakil Danpaska adalah
Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten.
Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang
komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama. Dengan adanya
sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga
terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan,
peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim
dan Armabar. Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando.
Dansatpaska TNI – AL bisa juga memproteksi anggotanya dari tekanan dan
kepentingan pihak luar atau para petinggi TNI / TNI – AL yang tidak
sesuai dengan karakter dan tupoksi pasukannya. Seperti sekarang, anggota
Kopaska juga ada yang tergabung dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini
sempat menjadi Kontroversi dan polemik tersendiri antara petinggi Korps
Marinir dan petinggi TNI – AL mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2
pasukan dengan 2 karakter, kultur dan tradisi yang berbeda. Walaupun
keahlian tempur bisalah dikatakan hampir sama. Toh, secara gampang orang
awam akan berpikir “katak itu juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa
melakukan UDT,Reconnaissance di wilayah pantai yang akan didarati sampai
memasang rambu untuk pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska. Namun
Taifib adalah bagian dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib
secara keseluruhan adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan
marinir. Berbeda dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval
Warfare secara utuh untuk kepentingan TNI AL dan TNI. Pertanyaan kian
memuncak kala itu karena faktanya satuan masing – masing (Kopaska dan
Taifib) telah punya unit penanggulangan teror. Jadi untuk apa disatukan
dalam Detasemen Jala Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar,
keren dan fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi,
harap diingat kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus
semuanya dan bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya
seperti Raider dan Ton
Tai Pur. Sebab rasanya baru kali kita dengar
Marinir dan Kopaska bergabung dalam satu kesatuan selain dalam
Paspampres. Dan seharusnya, kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota
campuran Taifib Marinir dan Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur
komando atas pasukan itu berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN
JAKA TNI – AL. Bukan dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang. SISTEM
REKRUITMEN Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standart diatas rata
– rata dan kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska.
Dan di lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit
yang mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal
KODIKAL Surabaya ini. Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini
menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska.
Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan
mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai
kodratnya sebagai pasukan amfibi. Persyaratan Calon Prajurit Kopaska :
Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir) Berdinas minimum 2 thn di KRI
/ Kapal Perang RI Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI) Lulus
Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas) Lulus Tes Ketahanan
Air Lulus Psikotest khusus Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti
tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun Mempunyai wawasan luas baik
militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan
senjata dengan baik Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah
untuk menempuh dikbrevet paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal
Kodikal TNI AL Surabaya. Disana tes terakhir mencakup keseluruhan materi
tes bagi para calon. Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan
asalnya.
PENDIDIKAN KOPASKA Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir
10 bulan terbagi atas beberapa tahap yang meliputi teori dan praktek
lapangan baik di darat dan laut. Materi pendidikan Kopaska terdiri atas :
Akademik Paska Kepaskaan Dik Komando (telah melaksanakan sendiri,
sebelumnya bergabung dengan Marinir) Terjun (Static dan AFF). Setelah
melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah
spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat
di rig-rig lepas pantai dan laut. Inteligen Tempur Sabotase dan kontra
sabotase Demolisi bawah air Latihan pemantapan (berganda) Pendidikan
Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan Komando
Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska. Sampai saat ini
biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau
diundang untuk melatih di Kopaska. Hal terkait dengan sejarah dimana
anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada
tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan”
inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman
dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun
1964. Berkaca dari kesuksesan tersebut para calon anggota Kopaska
diharuskan menempuh pendidikan Komando di Batujajar sebelum menempuh
kualifikasi Paska. Namun kerjasama itu terhenti tanpa ada sebab yang
pasti. Sejak itulah Kopaska menerapkan kualifikasi Komando standart
Kopassus kepada para siswa Sepaskal yang dilaksanakan mandiri dengan
pelatih komando yang telah mendapat asistensi Kopassus. Pada era tahun
80-an sampai dengan pertengahan 90-an pasukan katak mencicipi materi
pendidikan komando ala Marinir. Ini mungkin disebabkan beberapa hal.
Utamanya anggaran TNI AL yang minim sehingga pendidikan komando paska
digabungkan dengan pendidikan marinir dengan asumsi sama-sama berasal
dari matra laut. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Yang diperlukan adalah
skill individual dan standart diatas rata – rata yang dituntut Kopaska
tidak terpenuhi lewat pendidikan komando marinir. Mungkin sedari awal
Kopaska merasakan ketidak sesuaian antara doktrin Marinir dengan doktrin
Kopaska pada pendidikan Komando ala Marinir ini karena diperuntukkkan
untuk pasukan reguler yang berskala besar dan hanya ditempuh 2 bulan
saja di PUSLATPUR MARINIR Karang Tekok Situbondo. Pendidikan Komando ala
Marinir tak beda dengan pendidikan kecabangan Infanteri pada TNI – AD.
Sangat berbeda sekali dengan pelatihan komando Kopassus Batujajar yang
sangat “terasa” special force – nya dengan metode yang 100 %
menggerakkan unit kecil setingkat regu atau individu. Tidak ada istilah
bertempur dengan ukuran lebih besar dari ukuran peleton di Kopassus.
Maka dari itu standard diatas rata – rata harus dilekatkan dengan
prajurit baret merah ini. Namun di masa itu, Kopaska tak bisa bergerak
karena KSAL sepertinya tidak menanggapi opsi keberatan para manusia
katak ini. Hingga pada akhirnya mereka akhirnya bisa mengadakan
pendidikan komando secara mandiri. Pendidikan Kopaska diawali dengan
indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat
lelah luar biasa
terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama pasukan katak adalah menyelam
dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu
diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para
siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama standard pasukan khusus. Mereka
selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba – tiba dan tak terduga. Seperti
renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sebentar
lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang,
push up dan pull up atau digebuki oleh para pelatih untuk melatih mental
serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan. Itu hanya untuk
membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan
terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti
itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah
pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan
rapi. Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus
sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian
pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah
seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir
Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para
siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.
Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah
para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan
unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan,
Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta,
pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR
dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak
menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan
salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan
penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. Biasanya ada
pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga
kualitas lulusan. Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan
pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga
terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk
merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun. Sapabila tak punya
mental baj, siksaan fisik bertubi – tubi dari pelatih yang berperan
sebagai musuh apabila si siswa tertangkap…cukuplah membuat si calon
Kopaska mundur dari pendidikan karena cidera atau stress. Lulus dari
tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah para untuk
mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di
Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga di tempuh di
Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau Sekolah Para TNI
AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman Bandung. Namun biasanya
pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para Korps Marinir dengan alasan
efisiensi biaya. Dalam latihan ini para calon di latih selama 3 minggu
yang meliputi : Ground Training (mengenal parasut, melipat dan
memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara
34 kaki), Latihan loncat dari menara 250 kaki, dan 1 minggu praktek (3
kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali terjun siang full gear dan 1 kali
terjun malam full gear). Setelah lulus mereka berhak mendapat brevet
para dasar (non marinir) yang biasanya disematkan di kantong sebelah
kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan pesawat Cassa milik PUSPENERBAL
(Pusat Penerbangan Angkatan Laut) di Lanudal Juanda Surabaya. Sebenarnya
apa yang dipelajari di sekolah para di masing – masing
angkatan
untuk rating para dasar adalah sama. Hanya saja karena Sekolah Para
terdapat di tiap angkatan, maka brevet para dasar , lanjutan atau free
fall yang berbeda beda bentuknya di tiap angkatan. Uniknya, brevet para
dasar TNI AD adalah sama bentuknya dengan “Gold Wing” nya U.S. NAVY /
U.S. MARINES. Gold Wing adalah brevet para lanjutan untuk prajurit U.S.
NAVY atau U.S. MARINES yang lulus sekolah terjun bebas dan dengan tehnik
HALO / HAHO. Karena sekolah para dasar (Airborne School) di jajaran
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat cuma 1 yaitu Fort Benning. Tepatnya
di markas besar U.S. Army Ranger. Disinilah seluruh personel AB Amerika
menempuh rating para dasar dari semua angkatan. Pasukan Katak juga punya
ilmu tambahan yaitu terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari
pesawat dan heli yang dinamai water jump. Tahap berikutnya adalah
sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan
pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan selama 2 bulan sebagai
lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando.
Mereka harus bisa mendata, mencari tau berapa komposisi jumlah musuh,
kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang
tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa tidak diketahui musuh.
Walaupun kelihatannya sederhana namun sesungguhnya apabila si calon
tidak menguasai benar ilmu yang telah didapat sebelumnya, maka
dipastikan dalam tahap ini akan menemui kesulitan dan gugur karena
setiap personel melakukan tugasnya sendiri – sendiri. Tahap terakhir
dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater Demolition Team
(UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas pasukan katak di
seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis,
penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal
musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam laut dipelajari disini.
Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari dikma brevet paska,
pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi
yang pernah diberikan pada juga tahap ini. Latihan ini sering mengambil
tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab pada waktu yang sama,
Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang mengadakan pendidikan
bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet Komando Hutan selama 2
bulan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai
dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid
amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI – AL ini
didepan para petinggi TNI AL. Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret
biru Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet
disesuaikan dengan dimana mereka menempuh sekolah para dasar), brevet
menembak TNI – AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet renang selat dan brevet
lainnya yang berhak mereka kenakan di dalam dinas. Juga PDL loreng baru
Kopaska. Sebagai awal, mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang
ada di Armabar dan Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa
menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing
– masing minimal setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska. Biasanya
walaupun bukan merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan
kata “Katak” sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya misal :
Sertu (Katak) Ali Mahmud. FUNGSI ASASI KOPASKA
1. TUGAS DALAM
OPERASI AMPHIBI · Beach Recconaisance · Post Reconnaisance · Beach
Clearing · Lead and put Beach shore navigation 2. OPERASI KHUSUS ·
Sabotase / Anti Sabotase · Clandestein · Salvage Combat · Mine Clearance
Ops · Send and Pick up agent 3. OPS TAMBAHAN · PAM VIP VVIP & Vital
Obj · Underwater Survey · SAR · Factual Information Gathering
KARIR
Karir seorang frogmen di jajaran pasukan katak atau setelah lepas dari
satuannya bisa berkembang sebagai pelatih selam baik militer maupun
sipil, tenaga selam pada satuan SAR dan memegang jabatan vital lainnya
yang sesuai dengan latar belakang kelimuan sebagai pasukan katak dan
kepangkatannya. Pada saat di satuan semua anggota Kopaska berhak
melanjutkan dan mengembangkan keahlian yang telah dimiliki dengan
mengikuti pendidikan, sekolah atau kursus yang disesuaikan dengan
kebutuhan orgaisasi sampai dengan tingkat master (madya) : Menembak
tepat tingkat jitu, supervisor selam, Jumpmaster, pelatih jasmani,
pelatih komando, beach master, pendidikan intelijen tempur,
penanggulangan teror, sabotase dan keadministrasian militer serta lain
lain. Pendidikan, sekolah atau kursus dapat ditempuh di Pusdik milik TNI
AL sendiri atau milik TNI AD dan TNI AU bahkan diluar negeri. Bahkan
ada cerita kalau seorang bintara Kopaska ada yang pernah mengikuti
pendidikan pilot TNI AL dan kemudian menjadi pilot DISPENERBAL. Seorang
prajurit Kopaska bisa juga berkarir di luar kedinasan sebagai pelatih
selam dan renang untuk umum. Perwira Kopaska (utamanya dari AAL) bisa
berkarir sampai dengan pangkat Laksamana (Jenderal AL) sama seperti
perwira Marinir atau korps lainnya di jajaran TNI AL. Kopaska menerapkan
standart yang hampir sama dengan Kopassus di bidang kesemaptaan dan
kemiliteran apabila ada anggota yang ingin menempuh sekolah Caba atau
Capa. Saking dekatnya, lipatan baju loreng (PDL) satuan Kopaska
diseragamkan dengan lipatan PDL TNI AD dan TNI AU (lipatan keluar).
Kopaska sering berlatih dengan para “saudara” nya di Kopassus,
Korpaskhasau dan Taifib Korps Marinir. Bahkan sekarang mereka kerap
berlatih bersama US Navy Seals. Terutama di materi jungle warfare,
penanggulangan teror, UDT, penjinakan bahan peledak, pembersihan ranjau
juga penerjunan perahu pada operasi salvage atau Combat Free Fall.
Kopaska juga mempelajari tehnik gelar pasukan lintas heli, operasi
dalpur, hanlan dan OP3UD yang didapat dari paskhas di TNI AU. Sebab TNI
AL juga punya pangkalan udara yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat.
Anggota Kopaska pilihan dapat bergabung dengan paspampres untuk
melakukan pengamanan VIP/VVIP atau bergabung dalam
detasemen anti
teror Kopaska. Bisa juga bergabung dengan Marinir di Detasemen Jala
Mengkara. Walaupun keberadaan detasemen ini masih menimbulkan
kontroversi di kalangan petinggi TNI AL sendiri. Karena bernaung di
bawah Korps Marinir, sedangkan anggotanya terdiri dari anggota Taifib
Marinir dan Kopaska yang jelas walaupun punya keahlian mirip tapi
mempunyai fungsi asasi, tradisi dan kultur satuan yang berbeda.
RENTANG PENUGASAN Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari
tahun 1962 sejak berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat.
Mulai operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah
air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk
Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Bahkan segelintir pasukan
katak “jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk
menghancurkan Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup
ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi
pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang
sampai Sulawesi. Itu masa Orla, di masa Orba lain lagi ceritanya.
Kopaska didaulat merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu
adalah “TO” nya TNI. Yaitu Malaysia. Pasuka ini dinamai Pasukan Khas
Laut (PASKAL TLDM). Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen
Garuda. Dalam operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus
yang tergabung dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan
mulai tahun 1973 mencari data, informasi dan menggalang massa serta
membangun jaringan intelijen. Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena
memang jarang sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh.
Kerahasiaan mereka dipegang teguh dalam setiap aksinya. Kopaska aktif
dalam setiap latihan gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya
secara konsisten walaupun dengan keterbatasan alutsista. Peningkatan
skill individu tetap dilaksanakan. Kopaska sering diserahi tugas
mendidik pasukan khusus lain dalam TNI mengenai ilmu tempur khusus
kelautan. Pasukan khusus berskala peleton yang dilatih Kopaska adalah
Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus penanggulangan teror Paspampres.
Untuk Paspampres biasanya yang diajarkan adalah materi pengamanan bawah
air. Ketika berlatih bersama U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari
pasukan khusus TNI lainnya mengeruk ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang
ilmu Naval Special Warfare ataupun lainnya. Medan yang digunakan bisa di
daerah latihan Satpaska Armabar atau Armatim. Inovasi dan kemampuan
Kopaska semakin ter asah dengan baik. Dalam operasi pemulihan keamanan
di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang menyusup pertama kali untuk
mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu pantai, menyiapkan daerah
pendaratan dan mengumpulkan data intelijen. Karena mereka selalu
bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama Kopaska terdengar
pada berita yang ada di media cetak maupun televisi. Penyerbuan basis
GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya adalah buah
kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan. Dikabarkan bahwa P.
Nasi yang tempatnya berada I sebelah utara NAD adalah penyimpanan
senjata selundupan GAM. Kopaska, Taifib Marinir dan Kopassus langsung
menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya, memang ada gudang
penyimpanan senjata selundupan yang digunakan AGAM untuk merongrong
NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung dikirim dari Swedia
sebagai basis GAM diluar negeri.
Para sesepuh Kopaska berharap agar
Kopaska terus meningkatkan profesionalisme dan fungsi asasinya sebagai
pasukan katak demi menjaga dan membela ibu pertiwi sampai titik darah
penghabisan.
THE FROGMEN’s GEARs Ø Senjata Serbu : SS 1+SPG 40mm, M
16, MP 5,Pistol Sig Sauer P226 dan AK 47 Ø Senjata Sniper : Galil
kaliber 7,62mm, SIG SG 550 kaliber 5,56mm,FN GPMG MA58 kaliber 7,62mm
dan FM Minimi kaliber 5,56mm. Ø Perangkat Selam : Spiro, OxyNG, DPV+
Baterai Kering, sensor navigasi,radio komunikasi portable. Ø Ranpur :
Perahu Sea Raider, UniMog, Heli dan Pesawat (untuk terjun)
DETASEMEN
ANTI TEROR KOPASKA Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar
masing – masing mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror /
penanggulangan teror yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris
terutama di lautan, bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas
pantai dan pulau – pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan
operasi khusus sesuai perintah Panglima TNI. Untuk menjadi anggota
Detasemen Khusus ini seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas
minimal 3 tahun, minimal sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3
keahlian spesialisasi tingkat II (muda) di bidang menembak, selam,
terjun payung dan kelautan. Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan
Armabar dijadikan satu. Khusus mendalami materi perang darat, CQB,
persenjataan dan lintas udara mereka bisa pula dikirim ke Sepursus
Pusdik Passus. Sedang mendalami kemampuan tempur yang berbau “air asin”
yang memang “khas” nya Kopaska, personel pilihan ini dididik di SEPASKAL
dengan materi pendalaman selam tempur, renang dengan tangan dan kaki
terikat sejauh 3 km, intelijen, sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak
lepas pantai, Water Jump, operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai
plus metode dan tehnik pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan
itu ditutup dengan ujian final terhadap semua materi yang telah
diberikan dan penyematan brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang
mewakili. Dalam perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa
yang dinamai Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska
sebagai salah satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir.
Pendidikan calon anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan
Teror Aspek Laut) yang dijalani selama 6 bulan. Biasanya personel
Kopaska yang tergabung dalam unit anti teror memakai brevet Naval
Special Warfare yang sama persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals.
Kopaska juga berlatih dengan tim Seal dari AL Singapura dan
berkesempatan untuk mencoba senapan serbu AB Singapura terbaru yaitu :
SAR 21 Kopaska baru – baru ini mengembangkan modifikasi tehnologi
torpedo berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang
digunakan untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan
dari kapal selam. Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur
berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa
dilewati. Baret Kopaska diganti dari biru tua menjadi merah bara. Sejak
30 April 2007
Tan Hana Wighna Tan Sirna.
sumber : raider-ari.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar